, , ,

sekilas cerita PUPNS

Para ASN (Aparatur Sipil Negara) akhir-akhir ini mungkin tengah di pusingkan dengan pengisian data diri pada PUPNS yang beralamatkan di http://epupns.bkn.go.id. Permasalahan di lapangan yang saya lihat ada berbagai faktor yaitu: Permintaan dan peraturan dari BKN yang datang tiba-tiba tanpa sosialisasi awal untuk pegawai. Kenapa hal ini jadi permasalahan? Karena untuk mengisi PUPNS banyak data…

Para ASN (Aparatur Sipil Negara) akhir-akhir ini mungkin tengah di pusingkan dengan pengisian data diri pada PUPNS yang beralamatkan di http://epupns.bkn.go.id. Permasalahan di lapangan yang saya lihat ada berbagai faktor yaitu:

  • Permintaan dan peraturan dari BKN yang datang tiba-tiba tanpa sosialisasi awal untuk pegawai. Kenapa hal ini jadi permasalahan? Karena untuk mengisi PUPNS banyak data dan berkas yang harus di siapkan, terutama bagi mereka yang telah menjadi ASN ‘angkatan tua’. Maka timbul lah kesibukan ASN mengumpulkan berkas-berkas lama nya apalagi data yang di minta dari ijazah pendidikan SD ataupun SK CPNS.
  • Server EPUPNS yang lemot. Inilah yang paling di keluhkan ๐Ÿ˜€ . Berdasarkan ‘perasaan’ saya saat awal mula mengisi data sudah melihat ada nya keterbatasan pada bandwidth yang disediakan server untuk layanan EPUPNS ini, walaupun akhirnya ada pembatasan jumlah login ASN yang mengisi data berdasarkan hari per daerah tapi tetap saja lemot ๐Ÿ˜€ . ย Bayangan seperti satu pintu yang mau di masukin ribuan orang secara bersama-sama, masih untung server BKN ini tidak down ๐Ÿ˜€ . Solusi yang seharusnya di lakukan tim IT dari BKN adalah melakukan kerjasama dengan pihak ISP yang mereka gunakan untuk melakukan update bandwidth untuk server mereka.
  • Melalui kemampuan aplikasi PUPNS yang sudah mendukung RWD (Responsive Web Design) dan loading putar2 AJAX (yang banyak bikin jengkel ๐Ÿ˜€ ) patut di hargai, tetapi dari segi basis data seperti nama sekolah atau perguruan tinggi masih memiliki kerancuan misalnya pada ijazah bernama sekolah tinggi ilmu kesehatan tapi pada basis data PUPNS malah di singkat menjadi STIKES. Hal ini kadang-kadang membuat jantungan ASN yang mengisi data, takut ijazahnya palsu ๐Ÿ˜€ . Meskipun ada sistem TICKETING untuk pelaporan tapi entah bagaimana tim BKN ini meverifikasi data yang di laporkan tidak ada pada basis data mereka?
  • Bagi ASN yang berkerja di daerah-daerah dengan infrastruktur internet nya belum ada, sebenarnya perlu di perhatikan oleh pemerintah atau dinas tempat dia bekerja seperti guru, bidan atau perawat. Contohnya beberapa hari lalu saya menerima SMS dari teman saya yang berprofesi sebagai seorang guru yang kebetulan bekerja pada di desa yang akses jalannya susah, jangan di tanya infrastruktur jaringan internet ๐Ÿ˜ฆ . Untuk keluar dari desa nya memerlukan waktu 1 hari penuh, belum lagi kalau masuk musim hujan, desa tersebut hampir susah di akses. Temannya saya ini kebingungan dengan pengisian data PUPNS ini, selain informasi yang sampai ke tempatnya sangat minim dan dia harus mengeluarkan dana lebih untuk mengisi PUPNS ini.
  • Banyaknya muncul operator input data ASN ‘bayaran’ย yang memanfaatkan situasi dan kondisi karena banyaknya ASN yang gaptek ๐Ÿ˜€ .

Dari sudut pandang saya, PUPNS ini sebenarnya banyak gunanya selain pada tujuannya yaitu ASN mengelola datanya sendiri, data ASN yang terpusat dan berbasis teknologi, sinkronisasi data ASN antara pusat dengan daerah yang kadang-kadang data di daerah bisa muncul keajaiban keanehan, memfilter ijazah-ijazah palsu yang akhir-akhir ini marak, dll.

Sekian dulu, selamat mengisi dengan cepat sabar PUPNS ๐Ÿ˜€

Tags:

Tinggalkan komentar